Total Tayangan Halaman

Minggu, 02 Desember 2012

Anggaran Operasional


Anggaran Operasional
Menurut M Narafin menyatakan bahwa :
“Anggaran operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk menyusun laba rugi. Anggaran laba rugi adalah anggaran berupa daftar yang disusun seara sistematis atas pendapatan, beban, dan laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.”                                                                                                                             

Perbedan Anggaran Dan Penganggaran
Anggaran (Budget) adalah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan), anggaran mengidentifikasi sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan  yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.

Karakteristik Anggaran :

1.            Anggaran mengestimasi potensi laba satuan bisnis
2.            Anggaran dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter dapat saja ditunjang oleh jumlah non moneter (missalnya, unit yang dijual atau diproduksi).
3.            Mencakup periode satu tahun.
4.            Anggaran merupakan komitmen manajemen; manajer sepakat untuk mengemban tanggung jawab atas pencapaian tujuan yang dianggarkan.
5.            Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkan (budgetee).
6.            Begitu disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi yang ditetapkan.
7.            Secara berkala, kinerja finansial sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Tujuan Pokok Anggaran 

  • Memprediksi transaksi dan kejadian finansial serta non finansial di masa yang akan datang

  • Mengembangkan informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima anggaran.

Fungsi Anggaran  

Menurut Rudianto (2009), anggaran mempunyai fungsi yaitu :
1.      Alat perencanaan : Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
Ø  Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada seluruh anggota organisasi.
Ø  Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan umum, yaitu pencapaian laba usaha.
Ø  Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Ø  Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang paling menguntungkan.
Ø  Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh anggota organisasi.
2.      Alat pengendalian : Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai standar, anggaran digunakan untuk menilai aktivitas yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai standar atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu :
Ø  Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan organisasi.
Ø  Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek organisasi.
Ø  Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang dihadapi.

Keterbatasan Anggaran  

  • Dalam banyak kejadian, anggaran cenderung terlalu menyederhanakan fakta situasi nyata di lapangan
  • Terlampau menekankan hasil (yaitu : laba bersih sesungguhnya dibandingkan dg jumlah laba yang dianggarkan), namun bukan pada sebab musababnya.
  • Tema partisipatif pada anggaran menuntut dukungan penuh dan keterlibatan manjemen.
  • Dapat menggerogoti inisiatif manajemen dengan menghalangi perkembangan dan tindakan baru yang tidak tercakup dalam anggaran.
  • Proses penganggaran bukanlah ilmu murni dan pertimbangan yang baik memainkan peran esensial.

Penyusun Anggaran Operasional
Anggaran operasional merupakan rencana tentang seluruh kegiatan perusahaan. Umumnya tujuan akhir perusahaan adalah mendapat keuntungan, Anggaran Operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran operasi terdiri dari berbagai anggaran penyusun didalamnya yaitu;
-       Anggaran penjualan
-       Anggaran produksi
-       Anggaran bahan baku langsung
-       Anggaran tenaga kerja langsung
-       Anggaran overhead pabrik
-       Anggaran persediaan akhir barang jadi
-       Anggaran beban penjualan dan admin

Anggaran penjualan : Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang.  Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu. Anggaran Penjualan meliputi anggaran tentang jenis produk yang akan dijual, volume produk yang akan dijual, harga perunit, waktu penjualan, dan daerah penjualan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Penjualan :
1.      Faktor intern, yaitu factor-faktor dari dalam perusahaan, seperti :

A.     Penjualan tahun-tahun yang lalu
B.     Kebijakan perusahaan terkait masalah penjualan
C.     Kapasitas produksi dan kemungkinan perluasannya
D.     Tenaga kerja yang dimiliki
E.      Modal yang tersedia
F.      Fasilitas-fasilitas lainnya

  1. Faktor Eksternal Perusahaan, yaitu :
A.     Persaingan
B.     Posisi perusahaan dalam persaingan
C.     Tingkat pertumbuhan penduduk
D.     Tingkat penghasilan masyarakat
E.      Faktor-faktor makro lainnya.

Anggaran produksi : memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi karena perusahaan manufactur tradisional menggunakan persedian sebagai penyangga terhadap ketidakpastian permintaan atau proses produksi.
Untuk menghitung jumlah unit yang diproduksi, diperlukan data jumlah unit yang dijual dan jumlah unit pada persediaan awal dan akhir;
Unit produksi = unit penjualan yang diharapkan + unit persediaan akhir – unit persediaan awal.

Anggaran bahan baku langsung, menyajikan dua informasi berikut :
a.       Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku : jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi.
b.      Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai pembelian bahan baku dalam rupiah diperoleh dengan mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya.
Tujuan penyusunan anggaran persediaan bahan baku langsung
  1. untuk mengendalikan tingkat persediaan bahan baku langsung yang
  1. terdapat dalam gudang sehingga dapat diketahui penggunaan bahan
  2. baku langsung dan bahan baku langsung yang masih tersisa sebagai
  3. persediaan sesuai dengan rencana semula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah:
  1. Volume produksi selama suatu periode waktu tertentu
  2. Volume minimal bahan baku langsung
  3. Besarnya pembelian yang ekonomis
  4. Taksiran perubahan harga beli bahan baku langsung di waktu yang akan datang.
  5. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan baku langsung
  6. Tingkat kecepatan bahan baku langsung menjadi rusak.
Setelah prakiraan penggunaan bahan dapat dihitung, bahan yang dibeli dapat ditentukan dengan cara;
Pembelian = bahan langsung untuk produksi + persediaan akhir bahan langsung yang diinginkan – persediaan awal bahan langsung
Jumlah bahan langsung dalam persediaan ditentukan oleh kebijakan persediaan  perusahaan

Anggaran biaya tenaga kerja langsung : memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya.

Anggaran Jam Kerja Langsung
  1. Anggaran produksi
  2. Standar pemakaian jam kerja langsung, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk.
Standar jam kerja dapat ditentukan dengan cara:
  1. Time and motion study
  2. Data historis
  3. Standar dari perusahaan sejenis
  4. Standar yang ditetapkan oleh industri sejenis
Anggaran Jam Kerja Langsung = anggaran produksi x standar jam kerja langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung = anggaran jam kerja langsung x tarif upah per jam.


Anggaran biaya overhead produksi : memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Identifikasi dilakukan terhadap setiap perubahan dalam setiap jenis biaya (misalnya, perlengkapan dan utilitas), dan jumalah yang diperkirakan akan dikeluarkan untuk setiap item per unit aktivitas diestimasi.

Anggaran beban penjualan dan administrasi : memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban administrasi (administrasi expenses) yang menjelaskan pengeluaran yang direncanakan untuk kegiatan nonproduksi. Beban penjualan dan administrasi dapat dibagi menjadi komponen tetap dan variable. Beban yang bervariasi dengan aktivitas penjualan mencakup komisi penjualan, biaya pengangkutan dan perlengkapan.

Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggaran ini memberikan informasi yang diperlukan untuk menyusun neraca dan juga merupakan masukan (input) penting dalam penyusunan anggaran harga pokok penjualan.

Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional
Prosedur penyusunan anggaran biaya operasional dalam suatu organisasi biasanya dikoordinasikan oleh komite anggaran dan departemen anggaran. Anggaran biaya operasional harus dapat membedakan bagian-bagian yang dapat dikendalikan dan anggaran tersebut harus dilihat secara rinci setiap periode. Pada saat membuat atau mengembangkan anggaran biaya operasional untuk setiap pusat.
Menurut Sofyan Syarif Harahap Menyatakan bahwa :
“ Proses penyusunan anggaran adalah tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasional “.                                                                             
            Menurut Sofyan Syarif Harahap, prusedur penyusunan anggaran biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut :
1.      Menganalisa informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.
2.      Menyusun perencanaan yang trategis dan program-program kerja untuk menentukan tujuan perusahaan
3.      Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal biaya operasional, strategi dan program-program kerja. ”