Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 Januari 2013

Hakekat Manusia Menurut Islam


BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar belakang
Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua lemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.
Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.
Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang Manusia Menurut Pandangan Islam.

B.           Rumusan masalah
Untuk mengkaji dan mengulas tentang manusia dalam pandangan islam, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian manusia menurut islam?
2.      Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?
3.      Apa hakikat manusia menurut islam?
4.      Apa kelebihan manusia dari makhluk lain?
5.      Apa fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam?
6.      Kesimpulan hakekat manusia menurut islam


C.          Tujuan dan manfaat penulisan
         Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Semester Pendek agama Islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang manusia dalam pandangan islam dan untuk membuat kita lebih memahami islam.

D.          Metode Penulisan
Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet. 

E.           Sistematika Penulisan
         Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan islam serta fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.











BAB II
PEMBAHASAN
A.          KONSEP MANUSIA
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkapdengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapatdaya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

1.1  Pengertian Manusia
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.Pada dasarnya manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu konsep pengetahuan dan konsep al-qur’an (islam).
1.1.1        Konsep Pengetahuan
a.       Teori Psikoanalisis
Menyebutkan bahwa manusia sebagai homo valent[1] (makhluk berkeinginan, memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis, psikologis, dan sosial).
b.      Teori Behaviorisme
Menyebutkan bahwa manusia sebagai homo mechanicus(tingkah laku manusia terbentuk dari proses pemebelajaran dengan lingkungannya, tidak dari aspek rasional/emosionalnya).
c.       Teori Kognitif
Menerangkan bahwa manusia sebagai homo sapiens (makhluk berfikir yang selalu berusaha memahami lingkungannya).
d.      Teori Humanisme
Menerangkan bahwa manusia sebagai homo ludens (makhluk bermain, manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan selalu mengaktualisasikan dirinya/bersifat selalu aktif).
Berikut ini juga dikemukakan beberapa pendapat tantang manusia oleh para ilmuwan, anatara lain :
-         Charles Darwin
Menyatakan binatang yang terjadi dari sebab-sebab mekanis.
-         Sigmand Freund
Menyatakan manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara id, ego dan super ego.
-         Aristoteles
Menyatakan hewan yang berakal sehat, mengeluarkan pendapat, dan berbicara berdasar akal pikiran.
1.1.2        Konsep Al-Qur’an (Islam)
a.       Konsep Bashar
Makhluk sekedar berada (being), biologis, statis, seperti hewan. Firman Allah SWT pada Q.S. Ar-rum : 20, yaitu :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s030/a020.png
Artinya :
20. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
b.   Konsep Insan
Makhluk yang menjadi (becoming), biologis, statis, seperti hewan. Firman Allah SWT pada Q.S. At-tiin : 4, yaitu :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s095/a004.png
Artinya :
4. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
c.   Konsep An-Naas
Yang menunjuk kepada seluruh umat manusia sebagai makhluk sosial, firman Allah SWT dalam Q.S. Al-hujuraat : 13, yaitu :
      http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s049/a013.png
      Artinya :
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
d.   Konsep Bani Adam
Konsep manusia merupakan anak keturunan adam yang merupakan manusia yang pertama. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-A’raf : 31, yaitu :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s007/a031.png
Artinya :
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid. [534], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan [535].Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
note :
[534] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling Ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
1.2 Antropologi (Proses Kejadian Manusia)
Malaikatditugaskan mengambil tanah di duniaTelah diriwayatkan bahawa ketika Allah swt ingin menjadikan penghuni di atas muka bumi, maka bertasbihlah segala para malaikat sambil meminta agar mereka dijadikan sebagai penghuni. Para malaikat memberikan alasan bahawa mereka adalah dari gulungan yang sentiasa patuh dan taat pada perintah Allah dan sudah tentu tidak akan melakukan sebarang kerosakan di atas mukabumi.
“Ingatlah waktu Tuhan berkata kepada malaikat bahawa sesungguhnya Aku akan melantik seorang khalifah di muka bumi. Malaikat menjawab, kenapa Engkau angkat orang yang buat binasa di bumi itu dan menumpahkan darah?. Padahal kamilah yangtetap selalu mensucikan dan memuji Mu. Firman Allah swt” Sesungguhnya Aku lebihmengetahui apa yang tidak kamu ketahui” ( Al- Baqarah : 30)Lalu Allah memerintah kan malikat Jibril as turun ke dunia meminta izin untuk mengambil tanah di tujuh tempat di atas dunia bagi dijadikan penghuni dunia.Apabila Jibril sampai di muka dunia didapati dunia ini berada dalam keadaan gelap berkabus serta sejuk lalu ia memberi salam. Selepas salam tersebut dijawab oleh dunia maka berkatalah Jibril mengenai perintah Allah dan maksud kedatangannya ke dunia.Lalu bertanya dunia kepada Jibril “apakah tugas lain yang ditugaskan oleh Allah kepada mu wahai Jibril”. Jibril menjawab “ Aku adalah ketua bagi segala para malaikat dan tugasku menyampai wahyu”.
( Penjelasan Jibril tersebut adalah di sebabkan sebelum umat manusia tercipta Jibril dan para malaikat telah menjalankan tugas masing-masing kepada kaum jin yang lebih dahulu hidup yang tempoh masanya tidak diketahui – Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Kisah ini di jelaskan Allah dalam surah Al-Hijr ayat 27 yang bermaksud “ Dan Kami telah ciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas” )Dunia bertanya “ apakah yang dilakukan oleh kaum yang sebelum kamu mendatangi mereka dengan wahyu dari Allah”. Jibril menjawab “ kaum tersebut menlakukan ker
usakan dan kebinasaan yang amat besar”.
1.2.1        Sejarah Manusia Pertama
Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompokdasar sebagai berikut: 
1.         Australophithecines
2.         Homo habilis
3.         Homo erectus
4.         Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah.  Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus>Homo Habilis>Homo erectus>Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.

Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an(Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEov-tki98xhOOqpzabWl8rGuQlsovmaxdHKygoutvVSp92w31fyov1hgA-GT20zn5jsO8w0Hw6KPzWyRFA-kOl7qc15PB5GZ_7A3JhihSIRzqHxXlL_IcIl54x2BQglBpiywHz81lwmk/s1600/28+29.png
 Artinya:
 ".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). 
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39. Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s017/a070.png
Artinya :                                                                                                  
"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
1.2.2        Proses Penciptaan Manusia Keturunan Adam A.S.
a.      Pengetahuan umum/kedokteran
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEavxOrs6HmC6gPzosH7P8h5IF9ezcH57uVQp8rFyaOJLW1sBTCoiJgYROdszguex4Zd4xXxwjTAH2Or449kiP5iydS2UJa_-cee6uU6QACqwgfqCHCGOgLX9LFbbjyApmIG_liDvSprs/s320/gambo2.gif
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE8F1jpdx9LTZ4DOUDEXNzf124twaCxUgmVIKV04HRTTRIk36AzVaM36SD6WiJbjOXrIr4CprBiio0Fmff3B2gsd0OAiLxlWn1TN7syW1niDuld67jNZrjN3iRCHpJDaptnYcq4Vk4LMQ/s320/gambo7.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkbkRg-CwltrYdTfOsIpKt6tvaIp3HXAy5U-xtYIwr4N9F3Q9twZjxRRcZEo27r1d1QDzAweHem6R1aj5btYp0HXxHGx7lp2yHwFllCO_Hs-mlJSzmQ_uom1vsmBojPeupqIyR7kg7aIs/s320/gambo9.jpg

Buku “The Developing Human” (Makna: “Manusia Yang Berkembang”-pent.) ditulis oleh Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke lapan bahasa. Buku ini dianggap sebagai satu rujukan saintifik dan dipilih oleh satu jawatankuasa khas di Amerika Utara sebagai buku terbaik yang ditulis seorang penulis. Kami bertemu dengan penulisnya dan membentangkan kepadanya beberapa ayat-ayat Al-Quran dan Hadis yang berkaitan dengan bidangkepakaraannya dalam kajian embrio.Profesor Moore yakin dengan bukti-bukti yang kami tunjukkan. Justeru, kami tanyakannya soalan berikut: “Tuan menyatakan di dalam buku tuan bahawa ketika Zaman Pertengahan (‘Middle Ages’) tiada perkembangan di dalam pengkajian sains embrio dan hanya sedikit ilmu tentangnya ujud ketika itu. Pada masa itulah Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan baginda s.a.w. memimpin manusia berdasarkan apa yang Allah s.w.t wahyukan kepadanya.

Terdapat di dalam Al-Quran penerangan terperinci mengenai penciptaan manusia dan peringkat-peringkat perkembanganmanusia. Tuan seorang ahli sains yang terkenal di seluruh dunia. Jadi mengapa tuan tidakberlaku adil dan menyatakan kebenaran ini di dalam buku tuan?Beliau menjawab: Anda ada buktinya dan saya tiada. Jadi, mengapa anda tidak mebentangkan bukti-bukti itu kepada kami?Kami bentangkan kepadanya fakta-fakta (dari Al-Quran dan Hadis) itu dan Profesor Moore terbukti sebagai seorang ahli ilmu yang hebat. Di dalam edisi ketiga bukunya, beliau membuat beberapa perubahan. Buku ini telah diterjemahkan ke lapan bahasa, termasuklah Bahasa Rusia, Cina, Jepun, Jerman, Itali, Pertugis, dan Yoguslavia. Buku ini telah diedarkan keseluruh dunia dan dibaca oleh kebanyakan ahli-ahli sainsterkemuka dunia.Profesor Moore menulis di dalam bukunya mengenai Zaman Pertengahan: Perkembangan sains amat perlahan ketika Zaman Pertengahan, dan ada beberapa kajian penting mengenai embrio dibuat di zaman itu yang kita ketahui. Ada disebut di dalam Al-Quran, kitab suci orang Islam, bahawa manusia terbentuk hasil dari percantuman antara air benih lelaki dan wanita. Beberapa ayat memperkatakan tentang penciptaan manusia dari setitik air mani, dan ada juga ayat yang menyatakan bahawa ‘makhluk‘ yang tehasil dari percantuman itu akan hidup seperti ‘benih’ di dalam tubuh wanita enam hari selepas kemudian. (‘Blastocyst’ manusia mula hidup selepas 6 hari percantuman antara benih lelaki dan telur wanita. Rujuk Gambarajah 4.1)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbMz_s6Rrrte4IiDq_sgOD4uOmkQmnQfe9sV4xGHrypgt6Di3NcFUoIKfN1DiA-0wf7_MXZu0YVC4YLy1EJpoupI1pf_HUuqK00_zhonbeAdfBOEclk7cnRgLBmB2L8LjMIRoVAbxuQ50/s320/4-100000.jpg
Al-Quran juga menyebut bahawa air mani bertukar menjadi seketul darah beku. (‘Blastocyst’ yang hidup atau yang keguguran berbentuk seperti darah beku). Selain dari itu, menurut Al-Quran embrio juga dinyatakan berbentuk seperti lintah. Embrio sememangnya berbentuk seperti seekor lintah. Embrio juga disamakan bentuknya dengan sesuatu yang dimamah- seperti ‘gum’ atau kayu. (‘Somites’ memang nampak seolah-olah sesuatu yang ada kesan gigi akibat dimamah- Tengok gambarajah 4.2).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglO2Ztc-MgcHRPiLRy1P24HGgpxyklNubnBNk0Dj0OcsYBGe7ePJmYfvsvMQhm-lBmdfHIppCNTU2kdDw26E7QZtBq2wBO8lfG-SlXpFV9B2EroCNrEtqgq1KmFEVATePQnS0-zDSd9HU/s320/gambo1.jpg
Embrio yang sedang membesar disifatkan sebagai manusia ketika berumur 40 hingga 42 hari. Ketika itu embrio manusia tidak lagi berbentuk seperti embrio binatang. (Rujuk Gambarajah 4.3) (Embrio manusia mula mempunyai ciri-ciri kemanusiaan pada peringkat ini). Al-Quran juga menyatakan bahawa embrio membesar di dalam tiga keadaan atau dinding yang gelap. Ini mungkin merujuk kepada (1) dinding perut ibu (2) dinding ‘uterine’, dan (3) ‘amniochorionic membrane’ (rujuk Gambarajah 4.4.). Ruangan yang terhad tidak membenarkan perbincangan lanjut mengenai banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang memperkatakan tentang perkembangan bayi di dalam kandungan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkB12N_s2_o0wSon4dvo5JfelSO1qX3bvyFs1hBIzneXu4SE8C86m6Pm3gjDxsbg8kOC_oxVr9RxWLiVgwIuGj2e7FNcwMAcleaHVRaRNK2N9RdZR4WKFhaMMJIfi9cuBAHWfevfD6I-w/s320/4-300000.jpg
Itulah kenyataan Dr. Moore di dalam bukunya yang telahpun didearkan ke seluruh dunia, segala puji-pujian hanya untuk Allah s.w.t.. Penemuan sains telah menyebabkan Profesor Moore merasa bertanggungjawab untuk menulis perkara-perkara tersebut di dalam bukunya. Beliau kemudiannya berkesimpulan bahawa pengkelasan moden mengenai peringkat-peringkat perkembangan embrio, yang dipakai di seluruh dunia, susah untuk digunakan dan tidak lengkap. Ia tidak menyumbang kearah usaha memahami peringkat-peringkat perkembangan embrio kerana ianya dikelaskan berdasarkan nombor, iaitu peringkat 1, 2, 3, dan seterusnya. Pengkelasan yang Al-Quran nyatakan pula tidak bergantung kepada system nombor. Sebaliknya ianya berdasarkan kepada keadaan embrio yang senang dicamkan atau bentuk embrio ketika itu.

Al-Quran mengenalpasti peringkat-peringkat perkembangan kandungan seperti berikut: Nutfah yang bermakna “satu titisan” atau “sedikit jumlah air”; ‘alaqah yang bermaksud “satu makhluk yang berbentuk seperti lintah”; mudghah yang bermakna “sesuatu yang kelihatan seperti dimamah”; ‘idhaam yang bermakna “tulang” atau “skeleton”; kisaa ul idham bil-laham yang bermakna pembungkusan tulang dengan daging atau otot, dan al-nash’a yang bermakna “pembentukan janin yang boleh dicamkan”. Profesor Mooree menyedari bahawa pengkelasan oleh Al-Quran ini berdasarkan kepada peringkat-peringkat kandungan bayi yang berbeza. Beliau mengakui bahawa cara pengkelasan ini memberikan satu pengenalan saintifk yang canggih dan ianya lengkap dan senang digunakan.

b.      Pengetahuan Al-Qur’an
Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya.Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
“Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah”. (HR. Bukhari)
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (Albaqarah:31)
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (Albaqarah:32)
“Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan ?” (Albaqarah:33)
“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).” (Alanam:2)
Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan.Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya :
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a012.pnghttp://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a013.pnghttp://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a014.png
Artinya :
12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.(QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15 sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk (sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala; sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.Realitanya, ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah (rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut.Inilah deskripsi yang dekat dengan kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh dan anggota-anggotanya.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna (mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah)[2]. Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum terbentuk.Contoh, kepala.Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai tampaklah lengan dan kaki tersebut.Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz `ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran.Karena menurut Dr. Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam Al-Quran.
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s032/a008.pnghttp://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s032/a009.png
Artinya :
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (8). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur(9)(QS As-Sajdah : 8-9).
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s086/a005.pnghttp://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s086/a006.pnghttp://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s086/a007.png
Artinya :
5. Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? 6. Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, 7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.(QS. Ath-Thariq : 5-7)
1.2.3        Proses Kehidupan Manusia
Terdapat lima fase dalam kehidupan manusia, antara lain :
a.       Fase alam arwah
Manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah swt.setelah sebelumnya Allah telah menciptakan makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna.Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).

Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus[3].Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Ar-Ruum: 30). Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR Bukhari)
b.      Fase alam rahim
Rihlah pertama yang akan dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40 hari berupa nutfah, 40 hari berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari berupa mudghah (gumpalan daging), kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna. Setelah kurang lebih sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.

Allah swt. berfirman: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Seluruh manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita.Manusia sebelumnya belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
c.       Fase alam dunia
Di dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tumbuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan pikun. Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.

Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat.Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan.Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut.Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.Maka, orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan hasil yang membahagiakan.Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal shalih.Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan haram.Dunia dengan segala kesenangannya merupakan tempat ujian bagi manusia.Apakah yang dimakan, dipakai, dan dinikmati sesuai dengan aturan Allah swt.atau menyimpang dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang diperoleh manusia dimanfaatkan sesuai perintah Allah atau tidak? Dunia merupakan medan ujian bagi manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa Rasulullah saw. tidur diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya. Maka kami bertanya: “Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.” Rasululah saw. bersabda: “Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)

Perjalanan hidup manusia di dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah itu pahlawan ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau miskin, tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan meninggalkan segala sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan gemerlapnya kehidupan dunia.Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan pula tempat istirahat yang panjang.Tetapi, kematian adalah akhir dari kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.

Bagi orang beriman, kematian merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang.Batas akhir dari kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan.Di surga penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia.Sementara bagi orang kafir, berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia 1.000 tahun lagi.Tetapi, sikap itu adalah sia-sia.Utopia belaka.Karena, kematian pasti datang menjumpainya.Suka atau tidak suka.
d.      Fase alam barzah
Fase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka.Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.

Al-Barra bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang perjalanan seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia disambut ceria oleh malaikat dengan membawa kafan surga. Kemudian datang malaikat maut duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari jasadnya.Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain kafan surga dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan malaikat menyambutnya, sampai di langit terakhir bertemu Allah dan Allah memerintahkan pada malaikat: “Catatlah kitab hambaku ke dalam ’illiyiin dan kembalikan kedunia.” Maka dikembalikan lagi ruh itu ke jasadnya dan datanglah dua malaikat yang bertanya: Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus kepadamu?Siapa yang mengajarimu?Hamba yang beriman itu dapat menjawab dengan baik.Maka kemudian diberi alas dari surga, mendapat kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan baginya pintu surga, dilapangkan kuburnya, dan mendapat teman yang baik dengan wajah yang baik, pakaian yang baik, dan aroma yang baik.Lelaki itu adalah amal perbuatannya.
e.       Fase alam akherat
Dan rihlah berikutnya adalah kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya. Kehidupan hari akhir didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari mulai nabi Adam as.sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan amalnya.Ada yang sampai pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya.Dalam kondisi yang berat ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk meminta pertolongan dari kesulitan yang maha berat itu.Tetapi semuanya tidak ada yang dapat menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat menolong mereka dari kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah swt.berfirman: “Tegakkan kepalamu, mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.” Kemudian Rasululullah saw. mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan dikabulkanlah pertolongan tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian melalui proses berikutnya.

Peristiwa berikutnya adalah hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan amal) bagi manusia. Ada yang mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah karena dilakukan dengan sangat teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab yang mudah dan hanya sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman bebas hisab.Di antara pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait dengan masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan melangkah kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi). Di masa ini juga dilakukan proses qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash orang yang menzhalimi.

Kejadian selanjutnya manusia harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang sangat tipis dan mengerikan karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan melewati jembatan ini dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih tipis dari rambut, lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking.Kemampuan manusia melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia.Ada yang lewat dengan cepat seperti kecepatan kilat, ada yang lewat seperti kecepatan angin, ada yang lewat seperti kecepatan burung, tetapi banyak juga yang berjalan merangkak, bahkan mayoritas manusia jatuh ke neraka jahanam.

Bagi orang-orang yang beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang disebut Al-Kautsar. Rasulullah saw. bersabda: “Telagaku seluas perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak akan pernah haus selamanya.”(Muttafaqun ‘alaihi).
1.3        Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan.Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara[4].Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas.Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul.Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya. Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
Jadi kelebihan manusia adalah
      Makhluk tuhan paling sempurna
      Mengabdi kepada allah
      Makhluk yang dianugerahi akal
      Menjadi khalifah
      Bertanggungjwab atas segala perbuatannya
B.           EKSISTENSI PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s051/a056.png
Artinya :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56).
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s023/a115.png
Artinya :
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada Kami?” (Al-Mukminun: 115).
http://www.alquran-indonesia.com/images/alquran/s075/a036.png
Artinya :
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah: 36).
Jadi berdasarkan ayat diatas tujuan penciptaan dari manusia tak lain adalah untuk ibadah. Ibadah sendiri artinya tunduk dan patuh kepada allah ta’ala dengan penuh kecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya sesuai dengan tuntutan yang ditetapkan dalam syarita-syariat-Nya.

Fungsi dan peran manusia
1.             Beribadah kepada Allah SWT Beribadah kepada Allah SWT merupakan tugas pokok bahkan satu-satunya tugas dalam kehidupan manusia sehingga apa pun yg dilakukan oleh manusia dan sebagai apa pun dia seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya yg artinya “Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka menyembah-Ku.” . Agar segala yg kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam ibadah kepada Allah SWT paling tidak ada tiga kriteria yg harus kita penuhi. lakukan segala sesuatu dgn niat yang ikhlas krn Allah SWT. Keikhlasan merupakan salah satu kunci bagi diterimanya suatu amal oleh Allah SWT dan ini akan berdampak sangat positif bagi manusia yg melaksanakan suatu amal krn meskipun apa yg harus dilaksanakannya itu berat ia tidak merasakannya sebagai sesuatu yg berat apalagi amal yg memang sudah ringan. Sebaliknya tanpa keikhlasan amal yg ringan sekalipun akan terasa menjadi berat apalagi amal yg jelas-jelas berat utk dilaksanakan tentu akan menjadi amal yg terasa sangat berat utk mengamalkannya.
2.             lakukan segala sesuatu dgn cara yg benar bukan membenarkan segala cara sebagaimana yg telah digariskan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Manakala seorang muslim telah menjalankan segala sesuatu sesuai dgn ketentuan Allah SWT maka tidak ada penyimpangan-penyimpangan dalam kehidupan ini yg membuat perjalanan hidup manusia menjadi sesuatu yg menyenangkan.
3.             lakukan segala sesuatu dgn tujuan mengharap ridha Allah SWT dan ini akan membuat manusia hanya punya satu kepentingan yakni ridha-Nya. Bila ini yg terjadi maka upaya menegakkan kebaikan dan kebenaran tidak akan menghadapi kesulitan terutama kesulitan dari dalam diri para penegaknya hal ini krn hambatan-hambatan itu seringkali terjadi krn manusia memiliki kepentingan-kepentingan lain yg justru bertentangan dgn ridha Allah SWT.


C.          TANGGUNG JAWAB MANUSIA
1.             Sebagai khalifatullah :
·      Mewujudkan kemakmuran di muka bumi
·      Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
·      Memelihara bumi sebagai tempat tinggal
·      Tugas kepemimpinan, memelihara, dan mengelola alam.
·      Terdapat wewenang berupa kebebasan untuk memilih dan menentukan sesuatu yang berlandaskan tauhidullah.
·      Kekuasaan manusia dibatasi oleh aturan-aturan dan hukum-hukum Allah.

2.             Sebagai abd/ hamba allah
·      Taat, tunduk dan patuh kepada perintah allah
·      Menghambkan diri kepada-Nya bukan kepada nafsu
·      Menjalankan aktifitas dengan berpedoman kepada ketentuan Allah.
·      Memelihara iman yang bersifat fluktuatif.
·      Tanggung jawab pada diri sendiri, keluarga,  lingkungan sekitar, maupun pada Allah SWT.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab pada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al Mukminun : 12-14)
manusia memiliki kelebihan dari makhluk lain, salah satu buktinya adalah kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan sedangkan kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu . Oleh karena itu sebagai manusia (makhluk ciptaan Allah) seharusnyalah kita senantiasa bersyukur atas karunia dan kasih sayang-Nya, karna salah satu kunci kesuksesan adalah bersyukur.
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol ( QS. Al Isra 70).
Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini dan perannya sebgai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT mencakup tiga poin yaitu belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu.Tenggung jawab manusia sebagai khalifah yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan kemakmuran di muka bumi, mengelola dan memelihara bumi.
Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai fungsi, peran dan tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al Quran agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.


[1]Hakikat Manusia Menurut Islam. (http://www.scribd.com/doc/97414117/Hakikat-Manusia-Menurut-Islam2, diakses 9 Juli 2012).
[2]Saidah City. 2010. Penciptaan Manusia Menurut Alquran. (http://citysaidah.wordpress.com/2010/02/18/penciptaan-manusia-menurut-alquran, diakses 10 Juli 2012).
[3]Wikipedia.Roh.(http://id.wikipedia.org/wiki/Roh, diakses 10 Juli 2012).
[4]Bambang Widyono. 2011. Hakekat Manusia. (http://bambangwidyono.blogspot.com/2011/10/hakekat-manusia.html, diakses 12 Juli 2012).