Akuntansi Biaya
Bahan
- Jelaskan mengapa entitas penting untuk merencanakan kuantitas
bahan baku !
Dalam akuntansi, entitas dapat dilihat dengan adanya akun untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan kepemilikan pribadi seperti “prive”. Konsep entitas ini merupakan sebuah konsep dasar yang digunakan di dalam akuntansi, sebuah catatan keuangan, baik itu laporan keuangan atau yang mempunyai berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai penyedia informasi, laporan keuangan yang tidak menerapkan konsep entitas maka informasi yang dihasilkan tidak bisa mencerminkan kondisi yang sesungguhnya karena akan banyak dijumpai transaksi pribadi atau transaksi-transaksi lainnya yang sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi sehingga bisa berakibat pada hasil laporan keuangan itu sendiri menjadi bercampur dengan transaksi-transaksi pribadi.
Entitas dalam
proses akuntansi dapat diklasifikasikan dalam entitas pelaporan & entitas
akuntansi. Entitas pelaporan merupakan satu kesatuan unit usaha secara keseluruhan
dari unit-unit yang ada dalam suatu organisasi atau badan usaha. Entitas
pelaporan dalam akuntansi berkewajiban menyajikan seluruh jenis laporan yang
mencerminkan kegiatan, posisi keuangan suatu perusahaan. Sedangkan entitas
akuntansi merupakan unit bagian yang ada dalam entitas pelaporan. Entitas
akuntansi berkewajiban melaporkan posisi & aktivitas keuangannya untuk
diintegrasikan dengan entitas yang lain untuk menjadi laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas pelaporan.
Hal yang
sangat penting dalam konsep entitas dalam proses akuntansi adalah keterpisahan
keuangan pemilik & keuangan perusahaan. Artinya, kekayaan yang dimiliki
& dikuasai oleh individu pemilik perusahaan secara akuntansi harus terpisah
dengan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Prinsip keterpisahan keuangan
pemilik terhadap perusahaan merupakan konsep dasar bahwa akuntansi dapat
dijalankan.
Dari
penjelasan di atas maka entitas dapat memberikan informasi tentang jumlah
kuantitas bahan baku sehingga dapat menentukan kapan akan melakukan order bahan
baku sehingga proses produksi tidak terganggu.
- Salah satu teknik untuk merencanakan quantitas persediaan bahan adalah dengan EOQ, jelaskan teknik tersebut (termasuk rumus yang digunakan)!
Economic order
quantity adalah tingkat persediaan yang meminimalkan total biaya menyimpan
persediaan dan biaya pemesanan. Persediaan diadakan untuk menghindari gangguan,
waktu dan biaya kelengkapan yang konstan. Namun, untuk mengisi persediaan
jarang memerlukan penyelenggaraan
persediaan sangat besar. Oleh karena itu jelas bahwa beberapa keseimbangan atau
trade-off atau kompromi diperlukan dalam menentukan berapa banyak persediaan
untuk menampung, dan banyak persediaan untuk memesan. Ada biaya menyimpan
persediaan dan ada biaya pemesanan ulang persediaan dan kedua biaya harus
seimbang. Tujuan dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total biaya
persediaan.
Variabel
- Q = kuantitas order
- Q = kuantitas order
- Q * = urutan
jumlah yang optimal
- D = kuantitas
permintaan tahunan produk
- P = pembelian
biaya per unit
- S = biaya
tetap per pesanan (bukan per unit, di samping unit cost)
- H = biaya
simpan tahunan per unit (juga dikenal sebagai biaya tercatat atau biaya
penyimpanan)
(ruang gudang, pendinginan, asuransi, dll biasanya tidak berkaitan dengan unit
cost)
Fungsi Biaya Total
Rumus EOQ single-item menemukan titik
minimum dari fungsi biaya berikut:
1.
Total Biaya = pemesanan + ongkos biaya
simpan
2.
Biaya Pembelian: Ini adalah biaya variabel
barang: harga pembelian unit × kuantitas permintaan tahunan. Ini P ×D
3.
Pengaturan biaya: Ini adalah biaya
menempatkan pesanan: Urutan masing-masing memiliki biaya S tetap, dan kita
perlu memesan D / Q kali per tahun. Ini × S D / Q
4.
Biaya Holding: jumlah rata-rata di saham
(antara penuh dan kosong diisi ulang) adalah Q / 2, sehingga biaya ini adalah H
× T / 2
3.
Jelaskan istilah re-order
point!
Reoder Point Selain menentukan EOQ,
pengendalian persediaan juga menentukan kapan
dilakukan pesanan atau pembelian kembali bahan. Pembelian atau pemesanan
bahan jangan menunggu sampai persediaan habis, karena kalau itu terjadi
maka akan mengganggu kontinuitas produksi. Penentuan kapan melalukan
pesanan ini disebut dengan Reoder Point (RP), yaitu saat dimana perusahaan
atau manajer produksi harus melakukan kembalian pembelian bahan. Hal ini
diperlukan karena tidak selamanya pesanan bahan baku dapat segera dikirim
oleh pihak pemasok atau leveransir, sehingga diperlukan waktu beberapa
lama. Bila kebiasaan pesanan bahan baku datang dengan memakan waktu 7
hari misalnya, maka perusahaan harus memiliki persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan selama 7 hari tersebut. Waktu 7 hari yang dibutuhkan
untuk menunggu pesanan bahan datang dikenal dengan istilah “lead time”.
dilakukan pesanan atau pembelian kembali bahan. Pembelian atau pemesanan
bahan jangan menunggu sampai persediaan habis, karena kalau itu terjadi
maka akan mengganggu kontinuitas produksi. Penentuan kapan melalukan
pesanan ini disebut dengan Reoder Point (RP), yaitu saat dimana perusahaan
atau manajer produksi harus melakukan kembalian pembelian bahan. Hal ini
diperlukan karena tidak selamanya pesanan bahan baku dapat segera dikirim
oleh pihak pemasok atau leveransir, sehingga diperlukan waktu beberapa
lama. Bila kebiasaan pesanan bahan baku datang dengan memakan waktu 7
hari misalnya, maka perusahaan harus memiliki persediaan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan selama 7 hari tersebut. Waktu 7 hari yang dibutuhkan
untuk menunggu pesanan bahan datang dikenal dengan istilah “lead time”.
4.
Akuntansi mengenal periodic
system dan perpetual system, jelaskan perbedaannya disertai dengan jurnal yang
diperlukan !
a.
Dalam
Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun
Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu
menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan
mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga
pokok dari persediaan yang ada di gudang.
b.
Sistem
Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari
barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada
di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga
belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang
pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi
dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian.
Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun
Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil
inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan
Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat
sekaligus dalam satu periode.
Contoh jurnal;
Metode perpetual
1.Jurnal
waktu pembelian:
Persediaan brg dg xxx
Kas/Utang Dg xxx
2.
Bayar Ongkos angkut:
Persediaan brg dg xxx
Kas/Utang Dg xxx
3.
Retur Pembelian:
Kas/Utang Dg xxx
Persediaan brg dg xxx
4.
Potongan Pembelian:
Utang Usaha xxx
Persediaan brg dg xxx
Kas xxx
1.
Jurnal
waktu penjualan:
Kas/Piutang dg xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan Brg dg xxx
2.
Retur penjualan:
Retur pejualan xxx
Kas/Piutang dg xxx
Persediaan Brg dg xxx
HPP xxx
3.
Potongan penjualan:
Kas xxx
Potongan penjualan xxx
Piutang dagang xxx
Metode pereodik
Transaksi
Penjualan:
a.Tunai:
Kas/Cash xxx
-
Penjualan/Sales
- xxx
b. Kredit:
Piutang/Account
Receivable xxx -
Penjualan/Sales - xxx
c. Retur Penjualan
Retur
Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
d. Potongan Penjualan:
Kas xxx
Potongan Penjualan xxx
Piutang Usaha xxx
Transaksi
Pembelian:
a.Tunai
Pembelian/Purchase xxx
Kas/Cash xxx
b.
Kredit
Pembelian/Purchase xxx
Utang Usaha/
Account Payable xxx
c.
Retur
Pembelian
Utang Usaha xxx
Retur
Pembelian/Purchase Return xxx
d.
Potongan Pembelian
Utang Usaha xxx
Potongan
Pembelian xxx
Kas xxx
- Apa yang dimaksud dengan safety stock ? dan apakah masih diperlukan pada era sekarang?
Safety stock adalah jumlah persediaan yang harus
dipertahankan untuk menjaga kelangsungan produksi. Safety stock biasanya
ditetapkan sebesar prosentase tertentu dari penggunaan selama lead time.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety
stock suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
Resiko kehabisan persedian, besar kecilnya resiko
kehabisan persediaan tergantung pada:
a.
Kebiasaan
para supplier menyerahkan barangnya apakah sesuai dengan skedul yang ditetapkan
sebelumnya. Apabila supplier menyerahkan barangnya tepat pada waktunya maka
tidak perlu mempunyai safety stock yang terlampau besar, atau sebaliknya jika
supplier menyerahkan barangnya tidak tepat pada waktunya maka perlu adanya
safety stock yang besar.
b.
Besar
kecilnya bahan baku yang dibeli setiap saat.
c.
Dapat
diduga atau tidaknya jumlah kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan selama priode
tertentu
Dari penjelasan di atas
maka dapat disimpulkan safety stock tetap perlu
ada karena meskipun jaman sekarang teknologi sudah canggih namun bila
pengiriman barang tertunda karena cuaca buruk maka dapat menghambat proses
produksi. Safety stock ini harus dengan metode FIFO sehingga kualitas barang
tetap terjaga.
- PT Daya Manunggal mempunyai data per 31 Desember 2007 sebagai berikut:
Inventory of material awal
(10.000 unit) Rp.
40.000.000
Pembelian
material selama tahun 2007
Rp. 250.000.000
Material
yang tersedia selama 2007
Rp. 290.000.000
Inventory of material akhir 2007 (10.000 unit) Rp. 30.000.000
Cost of material used 2007 Rp. 260.000.000
Direct labour Rp. 150.000.000
FOH Rp. 100.000.000
Biaya pabrik Rp. 510.000.000 +
Inventory WIP awal Rp. 80.000.000
Rp. 590.000.000
Inventory WIP akhir Rp. 180.000.000 -
Cost of good manufacturing Rp. 410.000.000
Inventory finished good awal Rp. 200.000.000 -
Rp. 610.000.000
Inventory finished good akhir Rp. 50.000.000 -
Cost of sold Rp. 560.000.000
Data lain diketahui sebagai berikut:
Inventory of material akhir 2007 (10.000 unit) Rp. 30.000.000
Cost of material used 2007 Rp. 260.000.000
Direct labour Rp. 150.000.000
FOH Rp. 100.000.000
Biaya pabrik Rp. 510.000.000 +
Inventory WIP awal Rp. 80.000.000
Rp. 590.000.000
Inventory WIP akhir Rp. 180.000.000 -
Cost of good manufacturing Rp. 410.000.000
Inventory finished good awal Rp. 200.000.000 -
Rp. 610.000.000
Inventory finished good akhir Rp. 50.000.000 -
Cost of sold Rp. 560.000.000
Data lain diketahui sebagai berikut:
1.
Biaya setiap kali pemesanan material Rp. 1.250.000
2.
Biaya simpan material 25% dari harga beli per unit
3. Harga material per unit Rp. 1.000
4. Lead time ditetapkan selama 2
minggu dan satu tahun 50 minggu.
Ditanyakan :
- Jika rencana kebutuhan bahan baku untuk tahun 2008 sama dengan tahun 2007 dan biaya pemesanan, biaya simpan serta harga per unit material sama dengan tahun 2007, hitunglah berapa EOQ untuk tahun 2008
- Jika safety stock sama besarnya dengan inventory awal tahun 2007 hitunglah ROP tahun 2008
Jawab
- Inventory awal material = 10.000
unit
Pembelian awal material = 250.000 unit +
Material yang tersedia = 260.000 unit
Inventory akhir material = 10.000 unit
-
Kebutuhan material = 250.000 unit
EOQ = √ 2.o.s
∕ c
= √2.500.000.000 = 50.000 unit
KET:
O = Biaya Pemesanan
S = Permintaan Komponen
C = Biaya Penyimpanan
- Kebutuhan selama leed time =5.000 x 2 =
10.000 unit
ROP = kebutuhan selama leed time + savety stock
ROP = 10.000 + 10.000 = 20.000 unit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar