Nama;
Wasis Riyanto
Nim
; 2010-12-182
SOAL
PERTEMUAN ONLINE REVALUASI AKTIVA TETAP
PERTEMUAN ONLINE REVALUASI AKTIVA TETAP
1 Januari 2009, PT. HALILINTAR membeli aset
mesin pencetak dengan harga
perolehan keseluruhan
Rp
800.000.000,-. Untuk kepentingan pelaporan
fiskal, mesin dikategorikan kelompok 2 dengan masa manfaat 8 tahun, dan selama
ini perusahaan melakukan
penyusutan dengan metode straight line
method.
Setelah disusutkan selama 4 tahun , pada awal
Januari 2013 perusahaan merencanakan akan mengajukan nilai revaluasi ke kantor
Pajak atas aset
mesin tersebut. Berdasarkan hasil penilaian, harga mesin dipasaran meningkat
menjadi Rp 1.000.000.000,-. Dengan asumsi bahwa untuk tahun 2013 dan seterusnya
perusahaan mampu mencetak laba fiskal, perusahaan sedang memilih apakah akan
melakukan revaluasi atas mesin atau tidak?
Buatkan analisa perencanaan pajak
untuk rencana revaluasi diatas, dan apa saran Saudara?
Berikan alasannya?
Notes : Dalam menghitung Nilai Sekarang,
asumsi tingkat bunga yang dipakai 20 %.
Selamat Mengerjakan
Jakarta, 5 Maret 2013.
Data umum
|
Revaluasi
|
Tidak revaluasi
|
Nilai perolehan asset 2009
|
800.000.000
|
800.000.000
|
Depresiasi 4
tahun 2009
s.d 2013
|
400.000.000
|
400.000.000
|
Nilai buku
|
400.000.000
|
400.000.000
|
Nilai asset
setelah Revaluasi
|
1000.000.000
|
|
Kenaikan Nilai
Aset (Nilai Revaluasi – Nilai Buku
Fiskal sebelum revaluasi)
|
600.000.000
|
|
PPh Final yang
harus dibayar 10 % dari kenaikan nilai asset.
|
60.000.000
|
|
Dasar Penyusutan
Baru (masa manfaat baru revaluasi 8 tahun)
|
1000.000.000
|
400.000.000
|
Penyusutan per
tahun
|
125.000.000
|
100.000.000
|
Manfaat
yang diterima dengan adanya revaluasi adalah adanya kenaikan biaya penyusutan
Rp 600.000.000,-
dengan masa manfaat baru 8 tahun. Biaya penyusutan per tahun Rp 75.000.000,- mulai tahun
2013 sampai
dengan tahun 2020. Mengingat tarif pajak yang dikenakan adalah 25 %, maka penghematan
pajak dengan adanya revaluasi dari kenaikan biaya penyusutan adalah 25 % dari
biaya penyusutan setiap tahun.
Perhitungan NPV
TAHUN
|
Penyusutan
|
Discount rate (20%)
|
NPV
|
2013
|
75.000.000
|
0,833
|
62.475.000,00
|
2014
|
75.000.000
|
0.694
|
52.050.000,00
|
2015
|
75.000.000
|
0.579
|
43.425.000,00
|
2016
|
75.000.000
|
0,482
|
36.150.000,00
|
2017
|
75.000.000
|
0,402
|
30.150.000,00
|
2018
|
75.000.000
|
0,335
|
25.125.000,00
|
2019
|
75.000.000
|
0,279
|
20.925.000,00
|
2020
|
75.000.000
|
0,233
|
17.475.000,00
|
Total
|
600.000.000
|
287.775.000,00
|
|
Penghematan Pajak yang didapat dengan adanya
revaluasi
= 25 % x Rp 287.775.000,-
|
71.943.750,00
|
||
Nilai tunai yang dibayar untuk PPh 10 %
|
60.000.000,00
|
||
Selisih
|
11.943.750,00
|
Revaluasi bagi
perusahaan memiliki fungsi :
a. Nilai Asset dalam laporan keuangan akan menjadi lebih baik, yang akan
berpengaruh pada nilai total asset.
b. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai
yang mendekati harga pokok yang wajar.
c. Meningkatkan struktur modal sendiri, artinya perbandingan
antara pinjaman (debt) dengan
modal sendiri atau ekuitas atau rasio
utang terhadap ekuitas (debt-to-equity
ratio-DER) membaik. Dengan
membaiknya DER, maka perusahaan dapat menarik dana, baik
mendapat pinjaman dari pihak ketiga
maupun melalui emisi saham.
Dari
analisa diatas didapatkan hasil bahwa dengan adanya revaluasi aktiva berwujud mesin, penghematan pajak netto antara perhitungan
Net Present Value Biaya penyusutan dikurangi Pajak PPh final yang dibayarkan
adalah Rp 11.943.750,-. Asumsi bunga yang dipakai 20 %. Apabila asumsi bunga yang dipakai
berbeda, akan menghasilkan penghematan pajak berbeda pula.
Dengan
penghematan sebesar itu, perusahaan bisa saja memutuskan untuk melakukan
revaluasi aktiva berwujud, karena adanya penghematan pajak untuk total 8 tahun
sebesar total Rp 11.943.750,- karena manfaat biaya penyusutan untuk masa 8 tahun.
Tetapi hal ini harus
dipertimbangkan secara matang, mengingat penghematan yang didapatkan tidak
significant. Sehingga dengan penghematan yang tidak
significant, dan dengan alasan lain, perusahaan tidak perlu melakukan revaluasi.
cara menghitung diskon ratenya gmana ya ? kok bisa berbeda2 gitu
BalasHapusdf=1/(1+i)^n
Hapusmin mau nanya perhitungan book valuenya itu pake penyusutannya fiskal atau komersial ya?
BalasHapuskak maksutnya kok bisa tidak significan kenapa ya
BalasHapus