Ini
merupakan kisah sejauh mana yang aku alami
T
|
epatnya pada tanggal
29 Maret aku terlahir sebagai anak kedua dalam keluargaku. Orangtua ku memberi
nama Wasis Riyanto dengan harapan aku bisa menjadi seorang anak yang mampu memberikan
suatu kebanggaan terhadap keluarga. Konon cerita yang aku tau sewaktu masa
kecilku adalah saat berusia 3 tahunan aku mengalami sakit. Waktu itupun ada
tetangga aku yang meninggal dan yang g aku sangka itu yang dikira ninggal adalah aku.
Berjalannya waktu berlalu aku mulai tumbuh dan secara otomatis pula sifat
bandel ku mulai nampak. Kisah yang pertama aku awali dari membakar atap kandang
sapi yang terbuat dari daun tebu, tetangga ku pun heboh dengan tindakan yang ku
lakukan ini, semua berusaha untuk memadamkan api yang kian menyulut makin
besar. Sat itu yang berkorban sampai tangannya sakit adalah kakek ku yang
berusaha memadamkan api. Kakek maafin kelakuan cucu mu ini ea yang telah buwat
muana jadi repot dengan ulah dan tingkah laku ku. Kisah bandel dari kejadian
yang pertama ini tidak menyurutkan sifat untuk mencoba dan rasa ingin tau.
Kejadian yang selanjutnya yaitu memasukkan biji kedelai kelubang telingga
hingga harus dibawa kedokter, waktu itu sore hari dan yang membawa ku kedokter
adalah Ibu ku tercinta.
Kisah ini belum berakhir masih ada banyak
cerita lag. Sifat badung yang selanjutnya yaitu memasukkan kepala kedalam
gerabah yang ujug-ujungnyapun kepala gak bisa keluar hampir saja kakek ku
memuulkan kayu ke gerabah yang didalamnya ada kepala ku, dan akhirnya pu kepala
ku bisa keluar dengan sendirinya. Kisah selanjutnya dengan mainan api bersama
sang kakak, waktu itu hendak membakar daun pisang yang dah kering namun di
samping itu ada tumpukan pohon padi yang dah kering, sat itu pula pakdhe ku
melihat kejadian itu pun langsung memarahi kami, alhasil kita berdua kabur dari
rumah dan sementara waktu tinggal di tempat simbah selama 2 hari karena g
berani pulang. Diusia ku yang telah 6 tahun aku pun masuk TK. Masa-masa di TK
pun kejadian aneh sering terjadi. Waktu itu kejadian saat hujan dan jalanan pun
becek, waktu itu aku berangkat dengan diantar oleh ibu nae sepeda, g tau kenapa
kita terjatuh dan kaki ku kena tanah becek sehingga kotor, saat itu pun Ibu ku
langsung membersihkan sepatuku dengan air, alhasil sampai di TK terlambat.
Karena masih anak kecil juga mungkin, aku pun nangis karena masuk nya
terlambat. Ibu berusaha membujuk untuk diam dan mau masuk kelas namun aku tetap
gak mau diam dan akhirnya kita pun
pulang kembali kerumah. Ya Allah kenapa ya kok ampe segitunya aku..???? . waktu
TK juga mengalami jatuh dan keningku kena meja sehingga berdarah dan harus
dilarikan kepuskemas terdekat.
Memasuki SD masih ada aja hal yang menunjukkan
betapa besarnya perjuangan orangtua untuk anaknya. Saat kelas 1 SD
seneng-senengnya nae sepeda sampai-sampai kaki ku jadi korban. Jempol kaki ku
terkena gear sehingga harus dibawa ke RS. Saat itu berangkat dan pulang pun
harus dianter jemput dan setiap 3 hari sekali harus kontrol dan yang
mondar-mandir ke RS pun Ibu. Kisah ini ku tukis dengan linangan air mata yang
tak kusadari andai bisa kembali kewaktu itu aku kan berusah menjadi pribadi
yang mandiri dan minta maaf tentunya, namun waktu tak mungkin kembali. Semasa
SD pun aku dapat memberikan setitik kebanggan terhadap keluarga yaitu dengan
prestasi yang aku dapat. Waktu kelas satu SD aku dapat peringkat 2 dari 28
siswa,,, hehehe. Waktu kelas 4 pun aku dapet peringkat 3 dari 21 siswa dan aku
juga terpilih untuk mengikuti lomba Qiroah sekecamatan. Waktu kelas 5 aku
terpilih untuk mewakili perlombaan CCA sekelurahan meskipun hasilnya kurang
optimal,, jadi malu hehee,,,. Boleh dibilang aku cukup beruntung karena kelas 6
SD aku terpilih untuk mewakili perlombaan Matematika dan dalam perlombaan itu
aku diperingkat 4. Seneng juga bisa mewakili Sekolah dalam menoreh prestasi.
Ujian akhir sekolah pun telah tiba dan dari hasil itu aku dapat peringkat 3.
Bermodalkan nilai yang bagus, aku mendaftar di
SMP N 1 PANDAK, waktu itu penerimaannya dengan melalui tes. Dari hasil tes
ternyata dari 360an siswa yang ikut seleksi, aku dapat peringkat 2,,,,, waktu
itu yang mengantar ku adalah Ibu dan rasanya seneng banget bisa membuat ortu
senyum bahagia dengan prestasiku. Tidak tau kenapa di SMP prestasiku malah
turun apa karena senandung masa puber gitu ea heeehhhhee. Tetapi lumayan dari
kelas 1 – 3 aku masuk dalam 10 besar. Kelas 1 SMP aku terpilih menjadi
perwakilan kelas dalam pergantian OSIS dan dari saat itu aku mulai
berorganisasi. Kelas 2 SMP aku menemukan beberpa sahabat yang baik. Mereka selaluemberikan semangat disaat aku lagi terpuruk.
Saat ultah pun kita sering tukar kado gitu. Di kelas 2 akujuga terpilih jadi
wakil ketua kelas. Kelas 3 pembelajaran untuk menentukan kemana study akan
berlanjut. Dari hasil ujian ternyata aku dapat nilai sempurna pada pelajaran
metematika yaitu dapat 10. Duh seneng nya dapet nnilai segitu hehehe. Melihat
prestasi itu ortu pun menantang untuk bisa masuk yang namanya SMTI dan sebagai
hadiah bila ketrima aku dibelikan HP. Dari situ aku tertangtang dan menerima
tantangan ortu. Alhamdulillah aku ketrima di SMTI dan HP baru juga aku dapatkan hem. Sekolah di SMTI merupakan hal yang membanggakan
karena sifat disiplin, bergaul, belajar pokoknya ueenak tenak. Hayo yang mau
daftar ke SMTI YOGYAKARTA buruaaaaaaaaaaaaan.
Kini aku telah bekerja
karena waktu lulus ditahun 2009 hendak melanjutkan kuliah namun karena factor E
jadinya ea batal kuliah deh meskipun waktu itu aku dah ketrima di UUI
YOGYAKRTA. Namun dengan bekerja di Tangerang ini aku dapat menemukan banyak hal
dalam hidup ini bahwa mencari uang itu tidak mudah,, hehehehe makanya jangan
nah bandel dengan orang tua. Kini aku juga melanjutkan mimpi ku yang nah
ketunda karena factor E yaitu aku Alhamdulillah dapat kuliah di Fakultas
Ekonomi di Jakarta dengan harapan semoga dapat memperbaiki E dalam keluargaku
AAMIIN,. Ternyata awal aku masuk kuliah ada kabar yang membuatku bimbang tuk
kulaiah apa tidak yaitu Ibu ku tersayang sakit dan opname 5 hari dan butuh
biaya yang g sedikt. Tapi perlahan Ibuku dah mulai sembuh meskipun tak bisa
kerja keras seprti dulu lagi tapi aku dah bahagia dengan itu karena masih ada
Ibu ku disampingku meski tak bisa tatap muka langsung karena Ibuku di Jogja
sementara aku di Tangerang. Kini ayahku sebagai satu-satunya tulang punggung
keluarga sehingga aku harus dapat membagi pendapatanku untuk Ibu, kuliah,
diriku sendiri dan masa depanku. Ya Doaku semoga tak
ada lagi orang yang terhalang untuk meraih cita-citanya hanya karena factor E.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar