Total Tayangan Halaman

Kamis, 08 November 2012

Kisah Seorang Wasis Riyanto


Ini merupakan kisah sejauh mana yang aku alami

T
epatnya pada tanggal 29 Maret aku terlahir sebagai anak kedua dalam keluargaku. Orangtua ku memberi nama Wasis Riyanto dengan harapan aku bisa menjadi seorang anak yang mampu memberikan suatu kebanggaan terhadap keluarga. Konon cerita yang aku tau sewaktu masa kecilku adalah saat berusia 3 tahunan aku mengalami sakit. Waktu itupun ada tetangga aku yang meninggal dan yang g aku sangka  itu yang dikira ninggal adalah aku. Berjalannya waktu berlalu aku mulai tumbuh dan secara otomatis pula sifat bandel ku mulai nampak. Kisah yang pertama aku awali dari membakar atap kandang sapi yang terbuat dari daun tebu, tetangga ku pun heboh dengan tindakan yang ku lakukan ini, semua berusaha untuk memadamkan api yang kian menyulut makin besar. Sat itu yang berkorban sampai tangannya sakit adalah kakek ku yang berusaha memadamkan api. Kakek maafin kelakuan cucu mu ini ea yang telah buwat muana jadi repot dengan ulah dan tingkah laku ku. Kisah bandel dari kejadian yang pertama ini tidak menyurutkan sifat untuk mencoba dan rasa ingin tau. Kejadian yang selanjutnya yaitu memasukkan biji kedelai kelubang telingga hingga harus dibawa kedokter, waktu itu sore hari dan yang membawa ku kedokter adalah Ibu ku tercinta.
Kisah ini belum berakhir masih ada banyak cerita lag. Sifat badung yang selanjutnya yaitu memasukkan kepala kedalam gerabah yang ujug-ujungnyapun kepala gak bisa keluar hampir saja kakek ku memuulkan kayu ke gerabah yang didalamnya ada kepala ku, dan akhirnya pu kepala ku bisa keluar dengan sendirinya. Kisah selanjutnya dengan mainan api bersama sang kakak, waktu itu hendak membakar daun pisang yang dah kering namun di samping itu ada tumpukan pohon padi yang dah kering, sat itu pula pakdhe ku melihat kejadian itu pun langsung memarahi kami, alhasil kita berdua kabur dari rumah dan sementara waktu tinggal di tempat simbah selama 2 hari karena g berani pulang. Diusia ku yang telah 6 tahun aku pun masuk TK. Masa-masa di TK pun kejadian aneh sering terjadi. Waktu itu kejadian saat hujan dan jalanan pun becek, waktu itu aku berangkat dengan diantar oleh ibu nae sepeda, g tau kenapa kita terjatuh dan kaki ku kena tanah becek sehingga kotor, saat itu pun Ibu ku langsung membersihkan sepatuku dengan air, alhasil sampai di TK terlambat. Karena masih anak kecil juga mungkin, aku pun nangis karena masuk nya terlambat. Ibu berusaha membujuk untuk diam dan mau masuk kelas namun aku tetap gak  mau diam dan akhirnya kita pun pulang kembali kerumah. Ya Allah kenapa ya kok ampe segitunya aku..???? . waktu TK juga mengalami jatuh dan keningku kena meja sehingga berdarah dan harus dilarikan kepuskemas terdekat.

Memasuki SD masih ada aja hal yang menunjukkan betapa besarnya perjuangan orangtua untuk anaknya. Saat kelas 1 SD seneng-senengnya nae sepeda sampai-sampai kaki ku jadi korban. Jempol kaki ku terkena gear sehingga harus dibawa ke RS. Saat itu berangkat dan pulang pun harus dianter jemput dan setiap 3 hari sekali harus kontrol dan yang mondar-mandir ke RS pun Ibu. Kisah ini ku tukis dengan linangan air mata yang tak kusadari andai bisa kembali kewaktu itu aku kan berusah menjadi pribadi yang mandiri dan minta maaf tentunya, namun waktu tak mungkin kembali. Semasa SD pun aku dapat memberikan setitik kebanggan terhadap keluarga yaitu dengan prestasi yang aku dapat. Waktu kelas satu SD aku dapat peringkat 2 dari 28 siswa,,, hehehe. Waktu kelas 4 pun aku dapet peringkat 3 dari 21 siswa dan aku juga terpilih untuk mengikuti lomba Qiroah sekecamatan. Waktu kelas 5 aku terpilih untuk mewakili perlombaan CCA sekelurahan meskipun hasilnya kurang optimal,, jadi malu hehee,,,. Boleh dibilang aku cukup beruntung karena kelas 6 SD aku terpilih untuk mewakili perlombaan Matematika dan dalam perlombaan itu aku diperingkat 4. Seneng juga bisa mewakili Sekolah dalam menoreh prestasi. Ujian akhir sekolah pun telah tiba dan dari hasil itu aku dapat peringkat 3.
Bermodalkan nilai yang bagus, aku mendaftar di SMP N 1 PANDAK, waktu itu penerimaannya dengan melalui tes. Dari hasil tes ternyata dari 360an siswa yang ikut seleksi, aku dapat peringkat 2,,,,, waktu itu yang mengantar ku adalah Ibu dan rasanya seneng banget bisa membuat ortu senyum bahagia dengan prestasiku. Tidak tau kenapa di SMP prestasiku malah turun apa karena senandung masa puber gitu ea heeehhhhee. Tetapi lumayan dari kelas 1 – 3 aku masuk dalam 10 besar. Kelas 1 SMP aku terpilih menjadi perwakilan kelas dalam pergantian OSIS dan dari saat itu aku mulai berorganisasi. Kelas 2 SMP aku menemukan beberpa sahabat yang baik. Mereka selaluemberikan semangat disaat aku lagi terpuruk. Saat ultah pun kita sering tukar kado gitu. Di kelas 2 akujuga terpilih jadi wakil ketua kelas. Kelas 3 pembelajaran untuk menentukan kemana study akan berlanjut. Dari hasil ujian ternyata aku dapat nilai sempurna pada pelajaran metematika yaitu dapat 10. Duh seneng nya dapet nnilai segitu hehehe. Melihat prestasi itu ortu pun menantang untuk bisa masuk yang namanya SMTI dan sebagai hadiah bila ketrima aku dibelikan HP. Dari situ aku tertangtang dan menerima tantangan ortu. Alhamdulillah aku ketrima di SMTI dan HP baru juga aku dapatkan hem. Sekolah di SMTI merupakan hal yang membanggakan karena sifat disiplin, bergaul, belajar pokoknya ueenak tenak. Hayo yang mau daftar ke SMTI YOGYAKARTA buruaaaaaaaaaaaaan.
Kini aku telah bekerja karena waktu lulus ditahun 2009 hendak melanjutkan kuliah namun karena factor E jadinya ea batal kuliah deh meskipun waktu itu aku dah ketrima di UUI YOGYAKRTA. Namun dengan bekerja di Tangerang ini aku dapat menemukan banyak hal dalam hidup ini bahwa mencari uang itu tidak mudah,, hehehehe makanya jangan nah bandel dengan orang tua. Kini aku juga melanjutkan mimpi ku yang nah ketunda karena factor E yaitu aku Alhamdulillah dapat kuliah di Fakultas Ekonomi di Jakarta dengan harapan semoga dapat memperbaiki E dalam keluargaku AAMIIN,. Ternyata awal aku masuk kuliah ada kabar yang membuatku bimbang tuk kulaiah apa tidak yaitu Ibu ku tersayang sakit dan opname 5 hari dan butuh biaya yang g sedikt. Tapi perlahan Ibuku dah mulai sembuh meskipun tak bisa kerja keras seprti dulu lagi tapi aku dah bahagia dengan itu karena masih ada Ibu ku disampingku meski tak bisa tatap muka langsung karena Ibuku di Jogja sementara aku di Tangerang. Kini ayahku sebagai satu-satunya tulang punggung keluarga sehingga aku harus dapat membagi pendapatanku untuk Ibu, kuliah, diriku sendiri dan masa depanku.  Ya Doaku semoga tak ada lagi orang yang terhalang untuk meraih cita-citanya hanya karena factor E. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar