BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia
merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai
hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan diberbagai kalangan. Hampir semua
lemabaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap
dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah
mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum
ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti
dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo
economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya.
Agama islam
sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia kedalam
kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal
pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun,
jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad
manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini
telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.
Sangat menariknya pembahasan
tentang manusia inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit
tentang Manusia Menurut Pandangan Islam.
B.
Rumusan
masalah
Untuk
mengkaji dan mengulas tentang manusia dalam pandangan islam, maka diperlukan
subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian manusia menurut islam?
2.
Bagaimana penciptaan manusia dalam
islam?
3.
Apa hakikat manusia menurut islam?
4.
Apa kelebihan manusia dari makhluk lain?
5.
Apa fungsi dan tanggung jawab manusia
dalam islam?
6.
Kesimpulan hakekat manusia menurut islam
C.
Tujuan
dan manfaat penulisan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Semester Pendek
agama Islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan
makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang
manusia dalam pandangan islam dan untuk membuat kita lebih memahami islam.
D.
Metode
Penulisan
Penulis memakai
metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi
makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain
seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari
internet.
E.
Sistematika
Penulisan
Makalah ini
disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab
penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan makalah,
tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan
manusia dalam pandangan islam serta fungsi dan tanggung jawab manusia dalam
islam. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP MANUSIA
Manusia merupakan
makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang
menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.Manusia
memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkapdengan panca
indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapatdaya
berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
1.1 Pengertian Manusia
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara
biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.Pada dasarnya manusia dapat digolongkan menjadi
2 jenis, yaitu konsep pengetahuan dan konsep al-qur’an (islam).
1.1.1
Konsep Pengetahuan
a. Teori Psikoanalisis
Menyebutkan bahwa manusia sebagai homo valent[1] (makhluk
berkeinginan, memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis, psikologis,
dan sosial).
b. Teori Behaviorisme
Menyebutkan bahwa manusia sebagai homo
mechanicus(tingkah laku manusia terbentuk dari proses pemebelajaran dengan
lingkungannya, tidak dari aspek rasional/emosionalnya).
c. Teori Kognitif
Menerangkan bahwa manusia sebagai homo
sapiens (makhluk berfikir yang selalu berusaha memahami lingkungannya).
d. Teori Humanisme
Menerangkan bahwa manusia sebagai homo ludens
(makhluk bermain, manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan
selalu mengaktualisasikan dirinya/bersifat selalu aktif).
Berikut ini juga dikemukakan beberapa
pendapat tantang manusia oleh para ilmuwan, anatara lain :
-
Charles Darwin
Menyatakan binatang yang terjadi dari
sebab-sebab mekanis.
-
Sigmand Freund
Menyatakan manusia adalah makhluk yang
memiliki perilaku hasil interaksi antara id, ego dan super ego.
-
Aristoteles
Menyatakan hewan yang berakal sehat,
mengeluarkan pendapat, dan berbicara berdasar akal pikiran.
1.1.2
Konsep Al-Qur’an (Islam)
a. Konsep Bashar
Makhluk sekedar berada (being), biologis,
statis, seperti hewan. Firman Allah SWT pada Q.S. Ar-rum : 20, yaitu :
Artinya :
20.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
b. Konsep Insan
Makhluk
yang menjadi (becoming), biologis, statis, seperti hewan. Firman Allah SWT pada
Q.S. At-tiin : 4, yaitu :
Artinya
:
4.
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
c. Konsep An-Naas
Yang
menunjuk kepada seluruh umat manusia sebagai makhluk sosial, firman Allah SWT
dalam Q.S. Al-hujuraat : 13, yaitu :
Artinya :
13.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
d. Konsep Bani Adam
Konsep
manusia merupakan anak keturunan adam yang merupakan manusia yang pertama.
Seperti firman Allah SWT dalam Q.S. Al-A’raf : 31, yaitu :
Artinya
:
31.
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.
[534], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan [535].Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
note :
note :
[534] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan
sembahyang atau thawaf keliling Ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
1.2
Antropologi (Proses Kejadian Manusia)
Malaikatditugaskan
mengambil tanah di duniaTelah diriwayatkan bahawa ketika Allah swt ingin
menjadikan penghuni di atas muka bumi, maka bertasbihlah segala para malaikat
sambil meminta agar mereka dijadikan sebagai penghuni. Para malaikat memberikan
alasan bahawa mereka adalah dari gulungan yang sentiasa patuh dan taat pada
perintah Allah dan sudah tentu tidak akan melakukan sebarang kerosakan di atas
mukabumi.
“Ingatlah
waktu Tuhan berkata kepada malaikat bahawa sesungguhnya Aku akan melantik
seorang khalifah di muka bumi. Malaikat menjawab, kenapa Engkau angkat orang
yang buat binasa di bumi itu dan menumpahkan darah?. Padahal kamilah yangtetap
selalu mensucikan dan memuji Mu. Firman Allah swt” Sesungguhnya Aku lebihmengetahui
apa yang tidak kamu ketahui” ( Al- Baqarah : 30)Lalu Allah memerintah kan
malikat Jibril as turun ke dunia meminta izin untuk mengambil tanah di tujuh
tempat di atas dunia bagi dijadikan penghuni dunia.Apabila Jibril sampai di
muka dunia didapati dunia ini berada dalam keadaan gelap berkabus serta sejuk
lalu ia memberi salam. Selepas salam tersebut dijawab oleh dunia maka
berkatalah Jibril mengenai perintah Allah dan maksud kedatangannya ke dunia.Lalu
bertanya dunia kepada Jibril “apakah tugas lain yang ditugaskan oleh Allah
kepada mu wahai Jibril”. Jibril menjawab “ Aku adalah ketua bagi segala para
malaikat dan tugasku menyampai wahyu”.
( Penjelasan Jibril tersebut adalah di sebabkan sebelum umat manusia tercipta Jibril dan para malaikat telah menjalankan tugas masing-masing kepada kaum jin yang lebih dahulu hidup yang tempoh masanya tidak diketahui – Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Kisah ini di jelaskan Allah dalam surah Al-Hijr ayat 27 yang bermaksud “ Dan Kami telah ciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas” )Dunia bertanya “ apakah yang dilakukan oleh kaum yang sebelum kamu mendatangi mereka dengan wahyu dari Allah”. Jibril menjawab “ kaum tersebut menlakukan kerusakan dan kebinasaan yang amat besar”.
( Penjelasan Jibril tersebut adalah di sebabkan sebelum umat manusia tercipta Jibril dan para malaikat telah menjalankan tugas masing-masing kepada kaum jin yang lebih dahulu hidup yang tempoh masanya tidak diketahui – Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Kisah ini di jelaskan Allah dalam surah Al-Hijr ayat 27 yang bermaksud “ Dan Kami telah ciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas” )Dunia bertanya “ apakah yang dilakukan oleh kaum yang sebelum kamu mendatangi mereka dengan wahyu dari Allah”. Jibril menjawab “ kaum tersebut menlakukan kerusakan dan kebinasaan yang amat besar”.
1.2.1
Sejarah
Manusia Pertama
Teori Asal Mula Manusia menurut Charles
Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia
modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi
tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu,
dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan
nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah
empat kelompokdasar sebagai berikut:
1.
Australophithecines
2.
Homo habilis
3.
Homo erectus
4.
Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut
oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus,
yang berarti "kera dari selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang
telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar
dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan
menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus>Homo Habilis>Homo erectus>Homo sapiens," evolusionis secara
tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis
selanjutnya.
Asal Mula Manusia
berdasarkan Al-Qur'an(Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan
penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia,
Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di
muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
Artinya:
".. Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman
inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap
dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang
pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.
Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada
Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis
menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang
menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada
akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam
dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39. Adam adalah ciptaan
Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu
pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang
Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara
bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh
permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan
yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah,
gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
Artinya :
"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam;
Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
1.2.2
Proses
Penciptaan Manusia Keturunan Adam A.S.
a.
Pengetahuan
umum/kedokteran
Buku “The Developing Human” (Makna: “Manusia Yang Berkembang”-pent.) ditulis oleh Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke lapan bahasa. Buku ini dianggap sebagai satu rujukan saintifik dan dipilih oleh satu jawatankuasa khas di Amerika Utara sebagai buku terbaik yang ditulis seorang penulis. Kami bertemu dengan penulisnya dan membentangkan kepadanya beberapa ayat-ayat Al-Quran dan Hadis yang berkaitan dengan bidangkepakaraannya dalam kajian embrio.Profesor Moore yakin dengan bukti-bukti yang kami tunjukkan. Justeru, kami tanyakannya soalan berikut: “Tuan menyatakan di dalam buku tuan bahawa ketika Zaman Pertengahan (‘Middle Ages’) tiada perkembangan di dalam pengkajian sains embrio dan hanya sedikit ilmu tentangnya ujud ketika itu. Pada masa itulah Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan baginda s.a.w. memimpin manusia berdasarkan apa yang Allah s.w.t wahyukan kepadanya.
Terdapat di
dalam Al-Quran penerangan terperinci mengenai penciptaan manusia dan peringkat-peringkat
perkembanganmanusia. Tuan seorang ahli sains yang terkenal di seluruh dunia.
Jadi mengapa tuan tidakberlaku adil dan menyatakan kebenaran ini di dalam buku
tuan?Beliau menjawab: Anda ada buktinya dan saya tiada. Jadi, mengapa anda
tidak mebentangkan bukti-bukti itu kepada kami?Kami bentangkan kepadanya
fakta-fakta (dari Al-Quran dan Hadis) itu dan Profesor Moore terbukti sebagai
seorang ahli ilmu yang hebat. Di dalam edisi ketiga bukunya, beliau membuat
beberapa perubahan. Buku ini telah diterjemahkan ke lapan bahasa, termasuklah
Bahasa Rusia, Cina, Jepun, Jerman, Itali, Pertugis, dan Yoguslavia. Buku ini
telah diedarkan keseluruh dunia dan dibaca oleh kebanyakan ahli-ahli sainsterkemuka
dunia.Profesor Moore menulis di dalam bukunya mengenai Zaman Pertengahan:
Perkembangan sains amat perlahan ketika Zaman Pertengahan, dan ada beberapa
kajian penting mengenai embrio dibuat di zaman itu yang kita ketahui. Ada
disebut di dalam Al-Quran, kitab suci orang Islam, bahawa manusia terbentuk
hasil dari percantuman antara air benih lelaki dan wanita. Beberapa ayat
memperkatakan tentang penciptaan manusia dari setitik air mani, dan ada juga
ayat yang menyatakan bahawa ‘makhluk‘ yang tehasil dari percantuman itu akan
hidup seperti ‘benih’ di dalam tubuh wanita enam hari selepas kemudian.
(‘Blastocyst’ manusia mula hidup selepas 6 hari percantuman antara benih lelaki
dan telur wanita. Rujuk Gambarajah 4.1)
Al-Quran
juga menyebut bahawa air mani bertukar menjadi seketul darah beku.
(‘Blastocyst’ yang hidup atau yang keguguran berbentuk seperti darah beku).
Selain dari itu, menurut Al-Quran embrio juga dinyatakan berbentuk seperti
lintah. Embrio sememangnya berbentuk seperti seekor lintah. Embrio juga
disamakan bentuknya dengan sesuatu yang dimamah- seperti ‘gum’ atau kayu.
(‘Somites’ memang nampak seolah-olah sesuatu yang ada kesan gigi akibat dimamah-
Tengok gambarajah 4.2).
Embrio yang
sedang membesar disifatkan sebagai manusia ketika berumur 40 hingga 42 hari.
Ketika itu embrio manusia tidak lagi berbentuk seperti embrio binatang. (Rujuk
Gambarajah 4.3) (Embrio manusia mula mempunyai ciri-ciri kemanusiaan pada
peringkat ini). Al-Quran juga menyatakan bahawa embrio membesar di dalam tiga
keadaan atau dinding yang gelap. Ini mungkin merujuk kepada (1) dinding perut
ibu (2) dinding ‘uterine’, dan (3) ‘amniochorionic membrane’ (rujuk Gambarajah
4.4.). Ruangan yang terhad tidak membenarkan perbincangan lanjut mengenai
banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang memperkatakan tentang perkembangan bayi di
dalam kandungan.
Itulah
kenyataan Dr. Moore di dalam bukunya yang telahpun didearkan ke seluruh dunia,
segala puji-pujian hanya untuk Allah s.w.t.. Penemuan sains telah menyebabkan
Profesor Moore merasa bertanggungjawab untuk menulis perkara-perkara tersebut
di dalam bukunya. Beliau kemudiannya berkesimpulan bahawa pengkelasan moden
mengenai peringkat-peringkat perkembangan embrio, yang dipakai di seluruh
dunia, susah untuk digunakan dan tidak lengkap. Ia tidak menyumbang kearah
usaha memahami peringkat-peringkat perkembangan embrio kerana ianya dikelaskan
berdasarkan nombor, iaitu peringkat 1, 2, 3, dan seterusnya. Pengkelasan yang
Al-Quran nyatakan pula tidak bergantung kepada system nombor. Sebaliknya ianya
berdasarkan kepada keadaan embrio yang senang dicamkan atau bentuk embrio
ketika itu.
Al-Quran mengenalpasti peringkat-peringkat perkembangan kandungan seperti berikut: Nutfah yang bermakna “satu titisan” atau “sedikit jumlah air”; ‘alaqah yang bermaksud “satu makhluk yang berbentuk seperti lintah”; mudghah yang bermakna “sesuatu yang kelihatan seperti dimamah”; ‘idhaam yang bermakna “tulang” atau “skeleton”; kisaa ul idham bil-laham yang bermakna pembungkusan tulang dengan daging atau otot, dan al-nash’a yang bermakna “pembentukan janin yang boleh dicamkan”. Profesor Mooree menyedari bahawa pengkelasan oleh Al-Quran ini berdasarkan kepada peringkat-peringkat kandungan bayi yang berbeza. Beliau mengakui bahawa cara pengkelasan ini memberikan satu pengenalan saintifk yang canggih dan ianya lengkap dan senang digunakan.
Al-Quran mengenalpasti peringkat-peringkat perkembangan kandungan seperti berikut: Nutfah yang bermakna “satu titisan” atau “sedikit jumlah air”; ‘alaqah yang bermaksud “satu makhluk yang berbentuk seperti lintah”; mudghah yang bermakna “sesuatu yang kelihatan seperti dimamah”; ‘idhaam yang bermakna “tulang” atau “skeleton”; kisaa ul idham bil-laham yang bermakna pembungkusan tulang dengan daging atau otot, dan al-nash’a yang bermakna “pembentukan janin yang boleh dicamkan”. Profesor Mooree menyedari bahawa pengkelasan oleh Al-Quran ini berdasarkan kepada peringkat-peringkat kandungan bayi yang berbeza. Beliau mengakui bahawa cara pengkelasan ini memberikan satu pengenalan saintifk yang canggih dan ianya lengkap dan senang digunakan.
b. Pengetahuan Al-Qur’an
Proses
Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah
yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya.Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka
dia menjadi hidup.Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
“Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari
tanah”. (HR. Bukhari)
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”
(Albaqarah:31)
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .” (Albaqarah:32)
“Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan ?” (Albaqarah:33)
“Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia
sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit
itu).” (Alanam:2)
Proses Kejadian
Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu
dalam keadaan berpasang-pasangan.Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam
surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :
“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR.
Bukhari-Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak
langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah
usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat
semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah
keturunan yang akan meneruskan generasinya.
Proses
Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa
kecuali Nabi Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al
Qur’an dan Al Hadits dapat pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan
secara terperinci melalui firman-Nya :
Artinya :
12. Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.13. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).14.
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.(QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan
dibenarkan.Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari.Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.Kemudian selama itu
pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa
malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat
kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya).”
(HR. Bukhari-Muslim)
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan “saripati berasal dari
tanah” sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari
makanan yang kita makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian
melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan
hormon (sperma), kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka
terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di
dalam rahim. Kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna
(seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Selanjutnya, fase segumpal darah (`alaqah) berlanjut terus dari hari ke-15
sampi hari ke-24 atau ke-25 setelah sempurnanya proses pembuahan. Meskipun
begitu kecil, namun para ahli embriologi mengamati proses membanyaknya sel-sel
yang begitu cepat dan aktivitasnya dalam membentuk organ-organ tubuh. Mulailah
tampak pertumbuhan syaraf dalam pada ujung tubuh bagian belakang embrio, terbentuk
(sedikit-demi sedikit ) kepingan-kepingan benih, menjelasnya lipatan kepala;
sebagai persiapan perpindahan fase ini (`alaqah kepada fase berikutnya yaitu
mudhgah (mulbry stage)).Mulbry stage adalah kata dari bahasa Latin yang artinya
embrio (janin) yang berwarna murberi (merah tua keungu-unguan). Karena
bentuknya pada fase ini menyerupai biji murberi, karena terdapat berbagai
penampakan-penampakan dan lubang-lubang (rongga-rongga) di atasnya.Realitanya,
ungkapan Al-Quran lebih mendalam, karena embrio menyerupai sepotong daging yang
dikunyah dengan gigi, sehingga tampaklah tonjolan-tonjolan dan celah
(rongga-rongga) dari bekas kunyahan tersebut.Inilah deskripsi yang dekat dengan
kebenaran. Lubang-lubang itulah yang nantinya akan menjadi organ-organ tubuh
dan anggota-anggotanya.
Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa embrio terbagi dua; pertama, sempurna
(mukhallaqah) dan kedua tidak sempurna (ghair mukhallaqah)[2].
Penafsiran dari ayat tersebut adalah: Secara ilmiah, embrio dalam fase
perkembangannya seperti tidak sempurna dalam susunan organ tubuhnya. Sebagian
organ (seperti kepala) tampak lebih besar dari tubuhnya dibandingkan dengan
organ tubuh yang lain. Lebih penting dari itu, sebagian anggota tubuh embrio
tercipta lebih dulu dari yang lainnya, bahkan bagian lain belum
terbentuk.Contoh, kepala.Ia terbentuk sebelum sebelum bagian tubuh ujung belum
terbentuk, seperti kedua lengan dan kaki. Setelah itu, secara perlahan mulai
tampaklah lengan dan kaki tersebut.Tidak diragukan lagi, ini adalah I’jâz
`ilmiy (mukjizat sains) yang terdapat di dalam Al-Quran.Karena menurut Dr.
Ahmad Syauqiy al-Fanjary, kata `alaqah tidak digunakan kecuali di dalam
Al-Quran.
Artinya :
Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (8). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur(9)(QS
As-Sajdah : 8-9).
Artinya :
5. Maka
hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? 6. Dia diciptakan
dari air yang dipancarkan, 7. yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki
dan tulang dada perempuan.(QS.
Ath-Thariq : 5-7)
1.2.3
Proses
Kehidupan Manusia
Terdapat lima
fase dalam kehidupan manusia, antara lain :
a. Fase
alam arwah
Manusia merupakan makhluk
terakhir yang diciptakan Allah swt.setelah sebelumnya Allah telah menciptakan
makhluk lain seperti malaikat, jin, bumi, langit dan seisinya. Allah
menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling
sempurna.Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka
bumi dan memakmurkannya.
Persiapan pertama, Allah
mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia
yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).
Dengan kesaksian dan
perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu
nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang lurus[3].Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (Ar-Ruum: 30). Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan
secara fitrah. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan Yahudi atau Nashrani
atau Majusi.” (HR Bukhari)
b. Fase
alam rahim
Rihlah pertama yang akan
dilalui manusia adalah kehidupan di alam rahim: 40 hari berupa nutfah, 40 hari
berupa ‘alaqah (gumpalan darah), dan 40 hari berupa mudghah (gumpalan daging),
kemudian ditiupkan ruh dan jadilah janin yang sempurna. Setelah kurang lebih
sembilan bulan, maka lahirlah manusia ke dunia.
Allah swt. berfirman: “Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (Al-Hajj: 5)
Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya
40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama
hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan
ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Seluruh manusia di dunia
apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal dari
benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita.Manusia sebelumnya
belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia
akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami sekarang
jika mengetahui asal muasal mereka?
Setelah mencapai 6 bulan sampai
9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, seperti
indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang.
Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki apa-apa.
c. Fase
alam dunia
Di dunia perjalanan manusia
melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu ibu lalu
tumbuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua
dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang
dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan
tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat
masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian
lainnya ketika sudah tua bahkan pikun. Di dunia inilah manusia bersama dengan
jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani
taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu
bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah
kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal
dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi
landasan amal.
Allah Ta’ala telah melengkapi
manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka
bumi tidak tersesat.Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an
dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu
secara jelas tanpa keraguan.Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap
pedoman hidup tersebut.Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya
ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat
dan menyesatkan.Maka, orang yang bijak adalah orang yang senantiasa mengukur
keterbatasan-keterbatasan dirinya untuk sebuah produktifitas yang tinggi dan
hasil yang membahagiakan.Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang
senantiasa sadar bahwa detik-detik hidupnya adalah karya dan amal
shalih.Kehidupannya di dunia sangat terbatas sehingga tidak menyia-nyiakannya
untuk hal-hal yang sepele, remeh apalagi perbuatan yang dibenci (makruh) dan
haram.Dunia dengan segala kesenangannya merupakan tempat ujian bagi
manusia.Apakah yang dimakan, dipakai, dan dinikmati sesuai dengan aturan Allah
swt.atau menyimpang dari ajaran-Nya? Apakah segala fasilitas yang diperoleh
manusia dimanfaatkan sesuai perintah Allah atau tidak? Dunia merupakan medan
ujian bagi manusia, bukan medan untuk pemuas kesenangan sesaat. Rasulullah saw.
memberikan contoh bagaimana hidup di dunia. Ibnu Mas’ud menceritakan bahwa
Rasulullah saw. tidur diatas tikar, ketika bangun ada bekasnya. Maka kami
bertanya: “Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau kami sediakan untukmu kasur.”
Rasululah saw. bersabda: “Untuk apa (kesenangan) dunia itu? Hidup saya di dunia
seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)
Perjalanan hidup manusia di
dunia akan berakhir dengan kematian. Semuanya akan mati, apakah itu pahlawan
ataukah selebriti, orang beriman atau kafir, pemimpin atau rakyat, kaya atau
miskin, tua atau muda, lelaki atau perempuan. Mereka akan meninggalkan segala
sesuatu yang telah dikumpulkannya. Semua yang dikumpulkan oleh manusia tidak
akan berguna, kecuali amal shalihnya berupa sedekah yang mengalir, ilmu yang
bermanfaat, dan anak yang shalih. Kematian adalah penghancur kelezatan dan
gemerlapnya kehidupan dunia.Kematian bukanlah akhir kesudahan manusia, bukan
pula tempat istirahat yang panjang.Tetapi, kematian adalah akhir dari
kehidupannya di dunia dengan segala yang telah dipersembahkannya dari amal
perbuatan untuk kemudian melakukan rihlah atau perjalanan hidup berikutnya.
Bagi orang beriman, kematian
merupakan salah satu fase dalam kehidupan yang panjang.Batas akhir dari
kehidupan dunia yang pendek, sementara, melelahkan, dan menyusahkan untuk
menuju akhirat yang panjang, kekal, menyenangkan, dan membahagiakan.Di surga
penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh
telinga, dan belum terlintas oleh pikiran manusia.Sementara bagi orang kafir,
berupaya menghindar dari kematian dan ingin hidup di dunia 1.000 tahun
lagi.Tetapi, sikap itu adalah sia-sia.Utopia belaka.Karena, kematian pasti
datang menjumpainya.Suka atau tidak suka.
d. Fase
alam barzah
Fase berikutnya manusia akan
memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal sendiri. Yang
akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari
taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan
mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli
surga atau ahli neraka.Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan
baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan.
Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan
untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya neraka.
Al-Barra bin ’Azib
menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang perjalanan
seseorang setelah kematian. Seorang mukmin yang akan meninggal dunia disambut
ceria oleh malaikat dengan membawa kafan surga. Kemudian datang malaikat maut
duduk di atas kepalanya dan memerintahkan ruh yang baik untuk keluar dari
jasadnya.Selanjutnya disambut oleh malaikat dan ditempatkan di kain kafan surga
dan diangkat ke langit. Penduduk langit dari kalangan malaikat menyambutnya,
sampai di langit terakhir bertemu Allah dan Allah memerintahkan pada malaikat:
“Catatlah kitab hambaku ke dalam ’illiyiin dan kembalikan kedunia.” Maka
dikembalikan lagi ruh itu ke jasadnya dan datanglah dua malaikat yang bertanya:
Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa lelaki yang diutus kepadamu?Siapa yang
mengajarimu?Hamba yang beriman itu dapat menjawab dengan baik.Maka kemudian
diberi alas dari surga, mendapat kenikmatan di kubur dengan selalu dibukakan
baginya pintu surga, dilapangkan kuburnya, dan mendapat teman yang baik dengan
wajah yang baik, pakaian yang baik, dan aroma yang baik.Lelaki itu adalah amal
perbuatannya.
e. Fase
alam akherat
Dan rihlah berikutnya adalah
kehidupan di hari akhir dengan segala rinciannya. Kehidupan hari akhir
didahului dengan terjadinya Kiamat, berupa kerusakan total seluruh alam
semesta. Peristiwa setelah kiamat adalah mahsyar, yaitu seluruh manusia dari
mulai nabi Adam as.sampai manusia terakhir dikumpulkan dalam satu tempat. Di
sana manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan belum
dikhitan. Saat itu matahari sangat dekat jaraknya sekitar satu mil, sehingga
mengalirlah keringat dari tubuh manusia sesuai dengan amalnya.Ada yang sampai
pergelangan kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pusar, ada yang sampai
dada, bahkan banyak yang tenggelam dengan keringatnya.Dalam kondisi yang berat
ini manusia berbondong-bondong mendatangi para nabi untuk meminta pertolongan
dari kesulitan yang maha berat itu.Tetapi semuanya tidak ada yang dapat
menolong. Dan terakhir, hanya Rasulullah saw. yang dapat menolong mereka dari
kesulitan mahsyar. Rasulullah saw. sujud di haribaan Allah swt. di bawah Arasy
dengan memuji-muji-Nya. Kemudian Allah swt.berfirman: “Tegakkan kepalamu,
mintalah niscaya dikabulkan. Mintalah syafaat, pasti diberikan.” Kemudian
Rasululullah saw. mengangkat kepalanya dan berkata: “Ya Rabb, umatku.” Dan
dikabulkanlah pertolongan tersebut dan selesailah mahsyar untuk kemudian
melalui proses berikutnya.
Peristiwa berikutnya adalah
hisab (perhitungan amal) dan mizan (timbangan amal) bagi manusia. Ada yang
mendapatkan proses hisab dengan cara susah-payah karena dilakukan dengan sangat
teliti dan rinci. Sebagian yang lain mendapatkan hisab yang mudah dan hanya
sekadar formalitas. Bahkan sebagian kecil dari orang beriman bebas hisab.Di
antara pertanyaan yang akan diberikan pada manusia di hari Hisab terkait dengan
masalah prinsip dalam hidupnya. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak akan melangkah
kaki anak Adam di hari kiamat sehingga ditanya 5 hal di sisi Allah: tentang
umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang
hartanya dari mana mencarinya, dan ke mana menginfakkannya, dan apa yang
diamalkan dari ilmunya.” (HR At-Tirmidzi). Di masa ini juga dilakukan proses
qishash, orang yang dizhalimi meng-qishash orang yang menzhalimi.
Kejadian selanjutnya manusia
harus melalui shirath, yaitu sebuah jembatan yang sangat tipis dan mengerikan
karena di bawahnya neraka jahanam. Semua manusia akan melewati jembatan ini
dari mulai yang awal sampai yang akhir. Shirath ini lebih tipis dari rambut,
lebih tajam dari pedang, dan terdapat banyak kalajengking.Kemampuan manusia
melewati jembatan itu sesuai dengan amalnya di dunia.Ada yang lewat dengan
cepat seperti kecepatan kilat, ada yang lewat seperti kecepatan angin, ada yang
lewat seperti kecepatan burung, tetapi banyak juga yang berjalan merangkak,
bahkan mayoritas manusia jatuh ke neraka jahanam.
Bagi orang-orang yang
beriman, akan minum telaga Rasulullah saw. yang disebut Al-Kautsar. Rasulullah
saw. bersabda: “Telagaku seluas perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari
susu, aromanya lebih wangi dari misik, dan gayungnya sebanyak bintang di
langit. Siapa yang meminumnya, maka tidak akan pernah haus selamanya.”(Muttafaqun
‘alaihi).
1.3
Persamaan
dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
Kelebihan
manusia dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya
Dibanding makhluk lainnya manusai mempunyai
kelebihan-kelebihan.Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk
lainnya.Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara[4].Sedangkan
binatang bergerak diruang yang terbatas.Walaupun ada binatang yang bergerak
didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa
melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan
surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga
dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah
rasul.Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam
keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap
bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap
hidup dengan ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia
dilebihkan ( bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya. Jika manusia hidup dengn
ilmu selain ilmu Allah, manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian
manusia disamakan dengan binatang, “mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal
an’aam ), bahkan lebih buruk dari binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan
demikian manusia bermartabat rendah ( at-Tiin : 4 ).
Jadi kelebihan manusia adalah
• Makhluk
tuhan paling sempurna
• Mengabdi
kepada allah
• Makhluk
yang dianugerahi akal
• Menjadi
khalifah
• Bertanggungjwab
atas segala perbuatannya
B.
EKSISTENSI
PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan
penciptaan manusia
Artinya :
“Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Adz-Dzariyat: 56).
Artinya :
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembali-kan kepada Kami?” (Al-Mukminun:
115).
Artinya :
“Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (Al-Qiyamah: 36).
Jadi berdasarkan ayat diatas tujuan penciptaan dari
manusia tak lain adalah untuk ibadah. Ibadah sendiri artinya tunduk dan patuh
kepada allah ta’ala dengan penuh kecintaan dan pengagungan dalam melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya sesuai dengan
tuntutan yang ditetapkan dalam syarita-syariat-Nya.
Fungsi dan
peran manusia
1.
Beribadah kepada Allah SWT Beribadah kepada
Allah SWT merupakan tugas pokok bahkan satu-satunya tugas dalam kehidupan
manusia sehingga apa pun yg dilakukan oleh manusia dan sebagai apa pun dia
seharusnya dijalani dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT sebagaimana
firman-Nya yg artinya “Dan Aku tidak menciptakan manusia kecuali supaya mereka
menyembah-Ku.” . Agar segala yg kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam ibadah
kepada Allah SWT paling tidak ada tiga kriteria yg harus kita penuhi. lakukan
segala sesuatu dgn niat yang ikhlas krn Allah SWT. Keikhlasan merupakan salah
satu kunci bagi diterimanya suatu amal oleh Allah SWT dan ini akan berdampak
sangat positif bagi manusia yg melaksanakan suatu amal krn meskipun apa yg
harus dilaksanakannya itu berat ia tidak merasakannya sebagai sesuatu yg berat
apalagi amal yg memang sudah ringan. Sebaliknya tanpa keikhlasan amal yg ringan
sekalipun akan terasa menjadi berat apalagi amal yg jelas-jelas berat utk
dilaksanakan tentu akan menjadi amal yg terasa sangat berat utk mengamalkannya.
2.
lakukan segala sesuatu dgn cara yg benar bukan
membenarkan segala cara sebagaimana yg telah digariskan oleh Allah SWT dan
dicontohkan oleh Rasul-Nya. Manakala seorang muslim telah menjalankan segala
sesuatu sesuai dgn ketentuan Allah SWT maka tidak ada penyimpangan-penyimpangan
dalam kehidupan ini yg membuat perjalanan hidup manusia menjadi sesuatu yg
menyenangkan.
3.
lakukan segala sesuatu dgn tujuan mengharap
ridha Allah SWT dan ini akan membuat manusia hanya punya satu kepentingan yakni
ridha-Nya. Bila ini yg terjadi maka upaya menegakkan kebaikan dan kebenaran
tidak akan menghadapi kesulitan terutama kesulitan dari dalam diri para
penegaknya hal ini krn hambatan-hambatan itu seringkali terjadi krn manusia
memiliki kepentingan-kepentingan lain yg justru bertentangan dgn ridha Allah
SWT.
C.
TANGGUNG
JAWAB MANUSIA
1.
Sebagai
khalifatullah :
· Mewujudkan
kemakmuran di muka bumi
· Menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
· Memelihara
bumi sebagai tempat tinggal
· Tugas kepemimpinan, memelihara, dan mengelola alam.
· Terdapat wewenang berupa kebebasan untuk memilih dan
menentukan sesuatu yang berlandaskan tauhidullah.
· Kekuasaan manusia dibatasi oleh aturan-aturan dan
hukum-hukum Allah.
2.
Sebagai
abd/ hamba allah
· Taat,
tunduk dan patuh kepada perintah allah
· Menghambkan
diri kepada-Nya bukan kepada nafsu
· Menjalankan
aktifitas dengan berpedoman kepada ketentuan Allah.
· Memelihara iman yang bersifat fluktuatif.
· Tanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, maupun pada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk
Allah SWT yang memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu,
dan bertanggung jawab pada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat
rohaniah, gaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan
makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu,
dan sebagainya.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al
Mukminun : 12-14)
manusia memiliki kelebihan dari makhluk lain, salah
satu buktinya adalah kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang
berat melawan hawa nafsu dan godaan syetan sedangkan kepatuhan malaikat kepada
Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu .
Oleh karena itu sebagai manusia (makhluk ciptaan Allah) seharusnyalah kita
senantiasa bersyukur atas karunia dan kasih sayang-Nya, karna salah satu kunci
kesuksesan adalah bersyukur.
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam
(manusia) dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan
mereka atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol
( QS. Al Isra 70).
Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka
bumi ini dan perannya sebgai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT
mencakup tiga poin yaitu belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan
ilmu.Tenggung jawab manusia sebagai khalifah yang berarti wakil Allah adalah
mewujudkan kemakmuran di muka bumi, mengelola dan memelihara bumi.
Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai
fungsi, peran dan tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca
dan memahami Al Quran agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung
jawabnya sebagai manusia, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh
makna.
[1]Hakikat Manusia Menurut Islam. (http://www.scribd.com/doc/97414117/Hakikat-Manusia-Menurut-Islam2,
diakses 9 Juli 2012).
[2]Saidah City. 2010. Penciptaan Manusia Menurut
Alquran. (http://citysaidah.wordpress.com/2010/02/18/penciptaan-manusia-menurut-alquran,
diakses 10 Juli 2012).
[3]Wikipedia.Roh.(http://id.wikipedia.org/wiki/Roh,
diakses 10 Juli 2012).
[4]Bambang Widyono. 2011. Hakekat Manusia. (http://bambangwidyono.blogspot.com/2011/10/hakekat-manusia.html,
diakses 12 Juli 2012).